Simulasi Regresi
Logistik
Simulasi menggunakan populasi perusahaan
perbankan pada Bursa Efek Indonesia pada tahun 2006 sampai dengan 2008 yaitu
sebanyak 22 perusahaan
Statistik Deskriptif
Penelitian ini menggunakan 2 buah
variabel bebas dan 1 buah variabel terikat yaitu kegagalan usaha bank. Variabel
kegagalan usaha bank diukur menggunakan dummy variabel (0
dan 1) sehingga analisis deskriptifnya dipisahkan karena tidak bisa diukur
rata-ratanya.
Tabel 1
Statistik Deskriptif Altman dan Ukuran Perusahaan
Statistik Deskriptif Altman dan Ukuran Perusahaan
Tabel di atas menunjukkan bahwa nilai
rata-rata Z score pada Altman adalah antara -4,357 sampai dengan 0,573 dengan
rata-rata sebesar 0,2362. Nilai rata-rata tersebut di bawah 1,20 yang
menunjukkan bahwa perusahaan sampel berada dalam risiko tinggi untuk mengalami
kegagalan usaha. Variabel ukuran perusahaan menunjukkan bahwa ukuran paling
kecil adalah sebesar Rp. 972,457 Milliar dan perusahaan terbesar mempunyai
assets sebesar Rp. 358,438 Triliun dengan rata-rata sebesar Rp. 63,441 Triliun.
Dalam perhitungan selanjutnya nilai asset ditransformasikan ke dalam bentuk
logaritma natural agar nilainya tidak jauh dengan variabel yang lain.
Berdasarkan kegagalan usaha bank, maka
deskriptif variabel penelitian menjadi sebagai berikut:
Tabel 2
Statistik Deskriptif Altman dan Ukuran Perusahaan Berdasarkan Kegagalan Usaha Bank
Statistik Deskriptif Altman dan Ukuran Perusahaan Berdasarkan Kegagalan Usaha Bank
Keterangan: 0 : Bank Tidak Gagal; 1 : Bank
Gagal
Tabel di atas menunjukkan bahwa
perusahaan yang melakukan mengalami kegagalan usaha (kode 1) mempunyai score
Altman yang lebih rendah dibandingkan perusahaan yang tidak mengalami kegagalan
usaha bank (0,17525 < 0,24660). Berarti perusahaan yang mengalami kegagalan
usaha bank mempunyai tingkat risiko yang tinggi dibandingkan perusahaan yang
tidak mengalami kegagalan usaha. Akan tetapi, perusahaan yang mengalami
kegagalan usaha bank (kode 1) mempunyai total asset yang lebih tinggi
dibandingkan perusahaan yang tidak mengalami kegagalan usaha bank.
2. Regresi Logistik
Penelitian menggunakan analisis regresi
logistik karena variabel terikat (kegagalan usaha bank) menggunakan variabel
dummy yaitu 0 (tidak mengalami kegagalan usaha bank) dan 1 (mengalami kegagalan
usaha bank). Penggunaan regresi logistik tidak memerlukan uji asumsi
klasik data seperti pada regresi linear.
a. Identifikasi Data Outliers
Data outliers adalah
data yang menyimpang terlalu jauh dari data lainnya dalam suatu kelompok. Data
ini mengakibatkan model menjadi kurang baik sehingga harus dikeluarkan dari
model penelitian. Berikut adalah identifikasi data outliers dalam penelitian
ini:
Tabel 3
Data Outliers Iterasi 1
Data Outliers Iterasi 1
Tabel di atas menunjukkan bahwa terdapat
4 buah data outliers yaitu data ke-11, ke-15, ke-49 dan ke-58. Data ke-11,
ke-15 dan ke-49 juga mengalami miss-specification yaitu merupakan anggota
kelompok (group) 1 (mengalami kegagalan usaha bank) akan tetapi prediksi model
memberikan hasil tidak mengalami kegagalan usaha bank (predicted group = 0).
Berarti ketiga data tersebut harus dikeluarkan dari model penelitian. Sedangkan
data ke-58, meskipun masuk kategori outlier akan tetapi tidak mengalami
miss-specification karena observed sama dengan predicted group yaitu 0 (tidak
mengalami kegagalan usaha bank). Untuk analisis selanjutnya, data ke-11, ke-15
dan ke-49 dikeluarkan dari model penelitian.
b. Menilai kelayakan model regresi (goodness of fit)
Nilai -2 Log Likelihood pada Beginning
Block adalah sebesar 34,929 pada iterasi ke-5. Nilai tersebut merupakan nilai
Chi Square yang dibandingkan dengan nilai Chi Square pada tabel dengan df
sebesar N – 1 = 63 – 1 = 62 pada taraf signifikansi 0,05 yaitu sebesar 81,381.
Tampak bahwa -2 Log Likelihood < Chi Square tabel (34,929 < 81,381) yang
menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara model dengan
konstanta saja dengan data. Hal ini menunjukkan bahwa model dengan konstanta
saja telah fit. Berikut adalah nilai -2 Log Likelihood dalam penelitian ini:
Tabel 4
Iteration History(a,b,c) dengan Konstanta
Iteration History(a,b,c) dengan Konstanta
Selanjutnya, pengujian fit atau tidaknya
model dengan data dilakukan dengan memasukkan variabel bebas sebanyak 2 buah
sehingga mempunyai df sebesar 63 – 2 - 1 = 60 dan mempunyai nilai chi square
tabel sebesar 79,0819 pada signifikansi 0,05. Sedangkan nilai -2 Log Likelihood
dengan memasukkan variabel bebas adalah sebagai berikut:
Tabel 5
Iteration History (a,b,c) dengan Variabel Bebas
Iteration History (a,b,c) dengan Variabel Bebas
Tampak bahwa nilai -2 Log Likelihood
< Chi Square tabel (19,151 < 79,0819) yang menunjukkan bahwa model dengan
memasukkan variabel bebas adalah fit dengan data. Hal ini menunjukkan
bahwa model layak untuk
dipergunakan.
Jika ingin melihat selisih dari kedua
nilai di atas yaitu antara Blok 0 dengan Blok 1, maka dilakukan dengan
mengurangkan nilainya yaitu 34,929 – 19,151 = 15,778 dan Program
SPSS juga menampilkan selisih tersebut yaitu sebagai
berikut:
Tabel 6
Omnibus Test
Omnibus Test
Tampak bahwa selisihnya adalah sebesar
15,778 dengan signifikansi sebesar 0,000 (< 0,05) yang menunjukkan bahwa
penambahan variabel bebas memberikan pengaruh nyata terhadap model, atau dengan
kata lain model dinyatakan fit.
Lebih lanjut, untuk melihat apakah data
empiris cocok dengan model (tidak ada perbedaan antara model dengan data)
dilakukan dengan melihat nilai Hosmer and
Lemeshow Testyaitu sebagai berikut:
Tabel 7
Hosmer and Lemeshow Test
Hosmer and Lemeshow Test
Nilai Chi Square tabel untuk df 8 pada
taraf signifikansi 0,05 adalah sebesar 15,5073 sehingga Chi Square hitung <
Chi Square tabel (0,334 < 15,5073). Tampak juga bahwa nilai signifikansi
adalah sebesar 1,00 (> 0,05) yang menunjukkan bahwa model dapat diterima dan
pengujian hipotesis dapat dilakukan.
Untuk melihat kemampuan variabel bebas
dalam menjelaskan varians ketepatan penyampaian laporan keuangan, digunakan
nilai Cox dan Snell R Square dan Nagelkerke R Square sebagai berikut:
Tabel 8
Model Summary
Model Summary
Nilai Nagelkerke R Square sebesar 0,521
yang lebih besar dari pada Cox dan Snell R Square, yang menunjukkan bahwa
kemampuan kedua variabel bebas dalam menjelaskan varians kegagalan usaha bank
adalah sebesar 52,1% dan terdapat 47,9% faktor lain yang menjelaskan varians
kegagalan usaha bank. Untuk melihat ketepatan model yang dibentuk dilihat
dengan Klasifikasi tabel sebagai berikut:
Tabel 9
Classification Table (a,b)
Classification Table (a,b)
Sampel yang tidak mengalami kegagalan
usaha bank (0) adalah sebanyak 58 perusahaan. Hasil prediksi model pada Tabel
di atas adalah 56 perusahaan tidak mengalami kegagalan usaha bank (0) dan 2
perusahaan mengalami kegagalan usaha bank (1). Berarti terdapat 2 prediksi yang
salah atau 56 prediksi yang tepat sehingga prediksi yang benar adalah sebanyak
56/58 = 96,6%. Sedangkan untuk perusahaan yang mengalami kegagalan usaha bank,
diprediksi salah semua oleh model. Dengan demikian tabel di atas memberikan
nilai overall percentage sebesar 56/63 = 88,9% yang berarti ketepatan model
penelitian ini adalah sebesar 88,9%.
c. Pengujian Hipotesis
Setelah diperoleh model yang fit
terhadap data, maka langkah selanjutnya adalah dilakukan uji hipotesis.
Pengujian hipotesis dilakukan untuk menjawab pertanyaan penelitian ini. Berikut
adalah hasil pengujian hipotesis dalam penelitian ini:
Tabel 10
Uji Hipotesis
Uji Hipotesis
Interpretasi terhadap persamaan tersebut beserta uji hipotesis akan diberikan sebagai berikut:
1) Hipotesis 1
Taraf signifikansi untuk variabel Altman
adalah sebesar 0,443. Nilai tersebut di atas 0,05 sehingga diinterpretasikan
bahwa variabel Altman tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap tingkat
kegagalan usaha bank. Dengan demikian hipotesis 1 dalam penelitian ini yang
berbunyi “Diduga ada pengaruh Metode Altman terhadap tingkat kegagalan usaha
bank” ditolak.
2) Hipotesis 2
Taraf signifikansi untuk variabel ukuran
perusahaan adalah sebesar 0,042. Nilai tersebut di bawah 0,05 sehingga
diinterpretasikan bahwa variabel ukuran perusahaan mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap kegagalan usaha bank. Nilai konstanta adalah negatif yang
menunjukkan bahwa pengaruh antara ukuran perusahaan terhadap kegagalan usaha
bank adalah negatif. Dengan demikian hipotesis 2 dalam penelitian ini yang
berbunyi “Diduga ada pengaruh negatif besaran (size) terhadap tingkat kegagalan
usaha bank” tidak dapat ditolak. Konstanta dari variabel adalah sebesar -2,720.
Dengan demikian maka nilai e-2,719= 0,066. Sehingga jika diasumsikan variabel
yang lain tetap, maka semakin tinggi ukuran perusahaan maka kemungkinan
mengalami kegagalan usaha bank menurun 0,066 kali dibandingkan perusahaan yang
mengalami penurunan ukuran perusahaan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar